Cara Mengetahui Pelajaran Mana yang Perlu Dibimbelkan?

Mediascanter.id – Memilih pelajaran yang perlu dibimbelkan adalah langkah penting agar waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk bimbingan belajar benar-benar bermanfaat. Terutama bagi siswa kelas 1 SMA yang tengah beradaptasi dengan sistem pembelajaran yang lebih kompleks, keputusan ini harus diambil dengan cermat. Sayangnya, masih banyak orang tua atau siswa yang membimbelkan semua pelajaran tanpa mengetahui prioritas yang sebenarnya dibutuhkan.
Lalu, bagaimana cara mengetahui pelajaran mana yang perlu dibimbelkan? Artikel ini akan mengulas beberapa langkah praktis dan logis yang bisa diterapkan oleh siswa dan orang tua untuk mengambil keputusan yang tepat.
1. Evaluasi Nilai Akademik Terbaru
Langkah pertama dan paling jelas adalah melihat nilai rapor atau hasil ulangan terakhir. Pelajaran yang memiliki nilai rendah atau tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bisa menjadi indikator awal bahwa bimbingan tambahan diperlukan.
Namun, jangan hanya fokus pada angka. Terkadang nilai tidak mencerminkan pemahaman secara menyeluruh. Oleh karena itu, penting juga melihat dari sisi kenyamanan anak dalam belajar pelajaran tersebut.
2. Identifikasi Pelajaran yang Sering Dikeluhkan Anak
Jika anak sering mengeluh sulit memahami mata pelajaran tertentu, itu bisa menjadi sinyal kuat bahwa dia membutuhkan bantuan tambahan. Keluhan ini bisa muncul dalam bentuk:
Sulit mengerjakan PR atau tugas
Bingung saat mendengar penjelasan guru di kelas
Cenderung menghindari belajar pelajaran tersebut
Dengarkan keluhan anak dengan empati, lalu diskusikan bersama tentang kemungkinan ikut bimbel.
3. Lakukan Tes Diagnostik atau Konsultasi Akademik
Banyak lembaga bimbel atau sekolah menyediakan tes diagnostik untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap suatu pelajaran. Hasil tes ini bisa menjadi dasar objektif dalam menentukan pelajaran mana yang perlu bimbingan tambahan.
Alternatif lainnya adalah berkonsultasi langsung dengan guru mata pelajaran. Guru biasanya memiliki catatan mengenai performa siswa, baik dari hasil tugas, partisipasi di kelas, maupun ujian.
4. Pertimbangkan Jurusan dan Tujuan Akademik Anak
Jika anak sudah mulai menunjukkan minat pada jurusan tertentu (IPA, IPS, Bahasa), maka fokus bimbel sebaiknya diarahkan pada pelajaran-pelajaran utama dari jurusan tersebut. Misalnya:
Jurusan IPA: Matematika, Fisika, Kimia, Biologi
Jurusan IPS: Ekonomi, Geografi, Sosiologi
Jurusan Bahasa: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Asing
Dengan fokus pada pelajaran yang relevan, anak bisa lebih siap menghadapi ujian masuk perguruan tinggi di kemudian hari.
5. Amati Kebiasaan Belajar Mandiri Anak
Ada pelajaran yang bisa dipelajari sendiri dengan baik, tapi ada juga yang butuh pendampingan khusus. Jika anak terlihat berusaha keras tapi tetap tidak memahami suatu pelajaran, itu tanda kuat bahwa bimbel diperlukan.
Sebaliknya, jika anak menunjukkan pemahaman yang baik walau hanya belajar mandiri, maka tidak perlu dipaksakan ikut bimbel. Gunakan pendekatan yang fleksibel dan sesuai kebutuhan nyata.
6. Tanyakan Langsung pada Anak
Terakhir, namun tak kalah penting: ajak anak berdiskusi secara terbuka. Tanyakan pelajaran mana yang menurutnya sulit, yang mana dia merasa percaya diri, dan bagaimana ia ingin belajar. Libatkan anak dalam pengambilan keputusan agar mereka merasa lebih bertanggung jawab dan termotivasi.
Menentukan pelajaran mana yang perlu dibimbelkan tidak bisa asal tebak atau mengikuti tren. Harus ada evaluasi menyeluruh berdasarkan nilai akademik, minat anak, kesulitan yang dihadapi, serta tujuan masa depan. Dengan pendekatan yang tepat, bimbel akan menjadi alat bantu yang efektif, bukan beban tambahan. Ingat, kunci keberhasilan belajar terletak pada strategi, bukan semata jumlah pelajaran yang diikuti.