Apa Perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013 (K13)?

Mediascanter.id – Pertanyaan mengenai apa perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013 (K13) sering muncul di kalangan guru, siswa, dan orang tua. Hal ini wajar, mengingat Kurikulum Merdeka kini menggantikan posisi K13 sebagai kurikulum nasional pada tahun ajaran 2024/2025.
Untuk memahami arah perubahan dunia pendidikan Indonesia, penting untuk mengetahui apa saja perbedaan antara kedua kurikulum ini. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Pendekatan Pembelajaran
Kurikulum 2013 (K13):
Menggunakan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan). Fokus utama masih pada ketercapaian materi dan pengetahuan akademik.Kurikulum Merdeka:
Menekankan pembelajaran berbasis kompetensi dan diferensiasi. Siswa belajar sesuai minat, kemampuan, dan kebutuhan masing-masing. Pendekatan lebih fleksibel dan personal.
2. Struktur Kurikulum dan Mata Pelajaran
K13:
Memiliki struktur pembelajaran yang seragam. Semua sekolah harus mengikuti jumlah jam dan mata pelajaran yang sama.Kurikulum Merdeka:
Struktur lebih fleksibel. Sekolah diberi kebebasan untuk menyusun kurikulum operasional sesuai kebutuhan peserta didik dan karakteristik sekolah. Di SMA, siswa dapat memilih mata pelajaran lintas minat sejak kelas XI.
3. Penilaian dan Asesmen
K13:
Penilaian cenderung administratif dan berbasis angka. Siswa dinilai berdasarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara terpisah.Kurikulum Merdeka:
Fokus pada asesmen formatif, yaitu untuk membantu siswa berkembang, bukan sekadar memberi nilai. Penilaian dilakukan secara holistik dan reflektif.
4. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
K13:
Tidak memiliki program khusus seperti ini. Nilai-nilai karakter ada melalui pelajaran PPKn dan muatan lokal.Kurikulum Merdeka:
Mewajibkan sekolah melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Projek ini bertujuan menanamkan nilai gotong royong, kemandirian, dan kebhinekaan secara nyata melalui kegiatan lintas mapel.
5. Fleksibilitas Guru
K13:
Guru wajib mengikuti RPP dan silabus yang cenderung kaku dan panjang. Ruang berkreasi terbatas.Kurikulum Merdeka:
Guru dapat menyusun modul ajar sendiri yang relevan dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa. Modul ajar juga dapat mengunduh gratis dari Platform Merdeka Mengajar.
Jadi, apa perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013 (K13)? Kurikulum Merdeka jauh lebih fleksibel, berpusat pada siswa, dan memberi ruang lebih besar bagi guru untuk berinovasi. Sementara itu, Kurikulum 2013 masih cenderung terpaku pada struktur baku dan penilaian administratif. Dengan perubahan ini, semoga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, relevan, dan adaptif terhadap zaman.