Bagaimana Jika Anak Tidak Suka Bimbel Meski Nilainya Rendah?

Mediascanter.id – Dalam dunia pendidikan, bimbingan belajar (bimbel) sering kali dianggap sebagai solusi utama untuk meningkatkan prestasi anak. Namun, tidak semua anak merasa nyaman atau cocok dengan metode bimbel. Bahkan, ada situasi di mana anak menolak ikut bimbel walaupun nilai pelajarannya tergolong rendah. Kondisi ini bisa menjadi dilema bagi orang tua. Di satu sisi ingin membantu, di sisi lain tidak ingin memaksakan. Lalu, bagaimana jika anak tidak suka bimbel meskipun nilainya rendah?
Mari kita bahas pendekatan-pendekatan yang bisa diambil agar solusi yang diberikan tetap efektif dan tidak menimbulkan tekanan emosional bagi anak.
1. Pahami Alasan di Balik Penolakan Anak
Langkah pertama adalah mendengarkan dengan empati. Cari tahu mengapa anak tidak suka bimbel. Apakah karena suasana kelas yang membosankan? Metode pengajaran yang tidak sesuai? Jadwal yang terlalu padat? Atau mungkin pengalaman buruk sebelumnya?
Dengan memahami akar permasalahannya, orang tua bisa lebih bijak dalam mencari alternatif yang tepat. Komunikasi yang terbuka dan tanpa tekanan adalah kunci.
2. Coba Metode Belajar Alternatif
Jika bimbel bukan pilihan yang disukai, masih banyak cara lain untuk membantu anak belajar, seperti:
Belajar kelompok bersama teman sebaya yang bisa saling mendukung
Belajar mandiri dengan bantuan video pembelajaran seperti YouTube Edu atau platform belajar online interaktif
Menggunakan aplikasi belajar yang menyenangkan dan berbasis permainan (gamifikasi)
Mendatangkan tutor privat dengan pendekatan yang lebih personal dan fleksibel
Pendekatan ini memungkinkan anak tetap mendapatkan bantuan tanpa merasa terpaksa.
3. Fokus pada Gaya Belajar Anak
Setiap anak memiliki gaya belajar berbeda—ada yang visual, auditori, kinestetik, atau verbal. Jika anak tidak suka bimbel yang mengandalkan ceramah panjang, mungkin ia lebih cocok dengan video interaktif atau simulasi. Menyesuaikan metode belajar dengan gaya belajar anak akan membuat proses belajar lebih menyenangkan dan efektif.
4. Buat Jadwal Belajar yang Ringan dan Teratur
Anak sering kali menolak bimbel karena merasa terlalu lelah atau jenuh dengan jadwal yang padat. Untuk itu, buat jadwal belajar yang ringan dan teratur, misalnya hanya 30 menit setiap malam, namun konsisten. Sedikit demi sedikit, anak akan terbiasa belajar mandiri tanpa merasa terbebani.
5. Libatkan Anak dalam Pengambilan Keputusan
Jangan langsung memaksa anak ikut bimbel hanya karena nilainya rendah. Sebaliknya, libatkan anak dalam diskusi untuk mencari solusi bersama. Tanyakan: “Kamu mau coba belajar dengan cara seperti apa?” atau “Kalau tidak bimbel, kamu nyaman belajar seperti apa?”
Dengan cara ini, anak akan merasa dihargai dan lebih bertanggung jawab atas proses belajarnya.
6. Beri Penguatan Positif, Bukan Ancaman
Ketika anak berhasil menunjukkan usaha belajar, sekecil apa pun, berikan apresiasi. Hindari membandingkan anak dengan teman sekelas atau memberi tekanan dengan ancaman. Penguatan positif membangun rasa percaya diri yang justru dapat mendorong motivasi belajar anak dari dalam dirinya sendiri.
Jadi, bagaimana jika anak tidak suka bimbel meskipun nilainya rendah? Jawabannya bukan dengan memaksa, tapi dengan mencari pendekatan alternatif yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar anak. Belajar tidak harus dari bimbel. Dengan komunikasi yang baik, strategi belajar yang tepat, dan dukungan emosional dari orang tua, anak tetap bisa mengalami kemajuan akademik tanpa tekanan berlebihan.
Ingat, motivasi dari dalam jauh lebih kuat dibanding tekanan dari luar.