Apa Tantangan Terbesar dalam Menerapkan AI di Sekolah?

Mediascanter.id – Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan semakin berkembang, namun implementasinya di sekolah tidak selalu berjalan mulus. Banyak pihak bertanya: apa tantangan terbesar dalam menerapkan AI di sekolah? Untuk menjawabnya, kita perlu melihat realita di lapangan, baik dari sisi sumber daya, kesiapan tenaga pendidik, maupun penerimaan budaya sekolah terhadap teknologi baru.
1. Keterbatasan Infrastruktur Teknologi
Masih banyak sekolah di Indonesia, terutama di daerah terpencil, yang belum memiliki akses internet stabil atau perangkat digital memadai. AI memerlukan koneksi internet dan perangkat keras tertentu agar dapat berfungsi optimal. Keterbatasan ini menjadi tantangan utama dalam pemerataan akses pembelajaran berbasis AI.
2. Kurangnya Literasi Digital Guru
Guru adalah kunci dalam pengembangan pendidikan berbasis AI. Sayangnya, tidak semua guru memiliki pemahaman yang cukup tentang teknologi ini. Beberapa guru masih ragu menggunakan aplikasi AI karena takut salah, atau merasa tidak memiliki keterampilan teknis yang memadai. Hal ini menghambat penerapan maksimal AI dalam proses belajar-mengajar.
3. Kekhawatiran Etika dan Privasi
Penggunaan AI dalam pendidikan sering melibatkan pengumpulan data siswa. Ini menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan data, privasi pengguna, dan potensi penyalahgunaan. Sekolah harus memastikan bahwa platform yang digunakan telah memenuhi standar keamanan dan etika yang ketat.
4. Minimnya Kurikulum Pendukung
AI masih tergolong baru dalam dunia pendidikan formal. Kurikulum nasional belum sepenuhnya memasukkan pembelajaran berbasis AI secara sistematis. Tanpa kurikulum yang mendukung, guru akan kesulitan menyusun materi yang relevan dan terarah, sehingga pembelajaran AI cenderung bersifat tambahan atau tidak terstruktur.
Apa tantangan terbesar dalam menerapkan AI di sekolah? Mulai dari keterbatasan infrastruktur, rendahnya literasi digital guru, isu privasi, hingga minimnya dukungan kurikulum. Namun, tantangan-tantangan ini bisa diatasi dengan kolaborasi antar pemerintah, sekolah, dan penyedia teknologi untuk menciptakan sistem pendidikan masa depan yang inklusif dan adaptif.